LAPORAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
“FERMENTASI”
OLEH
Nama : Mar’ahtus Sholikah
Nim : 11270010
Kelas/klp : A/I
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Unit I “Fermentasi”
yang di susun oleh:
Nama : Mar’ahtus Sholikah
Nim : 11270010
Kelas : “A”
Kelompok : 1
Telah
di nyatakan di terima oleh
Makassar, 1 juni 2014
Asisten,
Irfan Wahid,S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fermentasi dalam pemrosesan
bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat
menjadi alkohol
dan karbon dioksida atau asam amino organik
menggunakan ragi,
bakteri,
fungi
atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik. Perilaku
mikroorganisme terhadap makanan dapat menghasilkan dampak positif maupun
negatif, dan fermentasi makanan biasanya mengacu pada dampak positifnya. Sains
yang mempelajari fermentasi disebut dengan zimologi.
Fermentasi sering juga di sebut proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan respirasi anaerob yang merupakan oksigen
sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Gula merupakan bahan yang paling umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol,
asam laktat,
dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi
seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol
(etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia
yaitu:
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
B. Rumusan
Masalah
Apakah
fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel pernipan terhadap glukosa akan menghasilkan karbondioksida dan energi?
C. Tujuan
Untuk
membuktikan bahwa pada fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel ragi terhadap
glukosa akan menghasilkan karbondioksida dan energi.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Reaksi
dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada
produksi makanan( ejournal.litbang,2010)
Persamaan Reaksi Kimia: C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang
dilepaskan:118 kJ per mol) 2. Konsentrasi Substrat Bila jumlah enzim dalam
keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan
konsentrasi substrat .namun pada saat sisi aktif semua enzim bekerja,
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih
lanjut. Kondisi ini disebabkan konsentrasi substrat terlalu jenuh.(Lieke Riadi,2012)
Fermentasi
adalah Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam
keadaan ketersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk
glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi
alkohol atau asam laktat.(Anonim1, 2010)
Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang
berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen
yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya
oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara
anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam
keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme mampu melakukan fermentasi dalam
keadaan aerob. (Anonim2,2010)
Jenis-jenis fermentasi:
1. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama
diketahuisebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada
pembuatanwine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam
asetatkarena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
2. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasad yang paling berperan
dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam
laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
3.
Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus
niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum
digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau
pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
4.
Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula
pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah
mutan dari Corynebacterium glutamicu Fermentasi diberi nama sesuai dengan jenis
senyawa akhir yang dihasilkan. Berdasarkan senyawa atau jenis zat yang
dihasilkan, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam lakta, fermentasi
alkohol, dan fermentasi asam cuka.
5.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul
glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
C6H12O6 " 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 +
Energi
Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah: sumber
karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk
pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula adalah
substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat
mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2 atm)
akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan
fermentasi alkohol. Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alkohol
baru terhenti sama sekali.
1.
pH
PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar
antara 4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol
akan berjalan dengan lambat.
2.
Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient. Nutrien yang dibutuhkan
digolongkan menjadi dua yaitu nutrien makro dan nutrien mikro. Nutrien makro
meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung
karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari
pupuk NPK (Halimatuddahliana, 2003). Unsur mikro meliputi vitamin dan
mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe,
Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.
3.
Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperatur maksimal, optimal, dan minimal untuk
pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisar antara 25-30 oC dan
temperatur maksimal antara 35-47 oC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu
0 oC. Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di
samping temperatur mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga
mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperatur yang terlalu tinggi akan
menonaktifkan yeast. Pada temperatur yang terlalu rendah yeast akan menjadi
tidak aktif.
(jurnal-praktikum-mikrobiologi-jilid,2013)
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Waktu Praktikum
Hari : Minggu, 1 Juni 2014
Waktu : Pukul 10.30-12.30 Wita
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UVRI Makassar
B.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1. Timbangan 6.
kasa 11.
Spiritus
2.
Gelas kimia 7. Balon karet 12.
Korek api
3.
Gelas ukur 10 ml 8.
Karet gelang
4.
Termometer batang 9. Batang Pengaduk
5.
Kaki tiga 10. Botol you C1000
b.
Bahan
1.
fermipan
2.
Glukosa
3.
Air kapur
4.
Aquadest
C.
Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan di gunakan.
2.
Menimbang
masing-masing bahan yang akan digunakan yakni:
fernipan
2 gr, gula 50 gr dan kapur secukupnya.
3.
Mengisi 2 gelas
kimia dengan aquadest masing-masing 50 ml.
4.
Memanaskan gelas
kimia A yang berisi 50 ml aquadest hingga mencapai suhu 40oc
kemudian memasukan pernipan 2 gr, aduk hingga homogen, menunggu hingga campuran
tersebut dingin.
5.
Memasukkan gula 50
gr dalam gelas kimia B yang berisi aquades 50 ml, kemudian mengaduknya hingga
homogen.
6.
Setelah larutan pernipan telah dingin, kemudian
memasukkan larutan tersebut ke dalam gelas kimia B yang berisi larutan glukosa
dan kemudian mengaduknya hingga kedua larutan tersebut homogen.
7.
Mengukur PH awal
larutan tersebut.
8.
Kemudian memasukan
kedua larutan yang telah homogen ke dalam botol
you C1000 A dan menutupnya dengan balon serta ikat dengan karet agar
udara dalam botol tidak terkontaminasi dengan udara di luar. Biarkan selama 30
menit.
9.
Mengamati perubahan
yang akan terjadi.
10. Sambil menunggu larutan tersebut mengalami perubahan,
memasukkan kapur ke dalam botol you C1000 B dan memasukkan aquadest dengan
konsentrasi 50 ml dan menngocoknya hingga homogen.
11. Memindahkan balon pada botol you C1000 yang telah berisi
CO2 ke botol yang berisi air
kapur.perhatikan jangan sampai C02 dalam balon tersebut
terkontaminasi dengan udara di luar.
12. Mencium aroma yang di hasilkan oleh campuran larutan pada
botol A.
13. Memperhatikan perubahan yang terjadi pada botol B yang
telah di tutup balon yang berisi karbondioksida.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Hasil Pengamatan
a b
c d
e f
g h
Keterangan:
a.
Memanaskan aquadest
hingga suhu 40oC
b.
Mencampurkan
fermipan kedalam aquadest dan mengaduknya hinnga homogen
c.
Memasukkan campuran
glukosa dan fermipan ke dalam botol dan menutupnya dengan balon
d.
Terdapat gelembung
yang menandakan adanya karbondioksida
e.
Balon mulai
mengembang akibat adanya karbondioksida
f.
Balon mulai tegak
akibat banyaknya karbondioksida hasil fermentasi
g.
Proses memindahkan
balon yang berisi karbondioksida ke botol yang berisi air kapur
h.
Terjadi
pengendapan, air kapur menjadi bening
dan terdapat gelembung yang menandakan adanya karbondioksida.
2.
Tabel pengamatan
Kelompok
|
Hasil pengamatan
|
Awal
|
Akhir
|
|
1
|
Tabung A konsentrasi 50 %
|
PH
|
6
|
5
|
Aroma
|
Susu basi
|
Beraroma alkohol
|
||
Keadaan air kapur
|
Keruh,tidak ada endapan
|
Bening, ada endapan serta ada gelembung.
|
||
2
|
Tabung B konsentrasi larutan 12,5%
|
PH
|
6
|
5
|
Aroma
|
Fernipan+alkohol=tidak menyengat
|
Berbau alkohol yang menyengat
|
||
Keadaan air kapur
|
Tidak ada endapan,keruk dan tidak ada gelembung
|
Terdapat endapan dan gelembung serta bertambah keruh.
|
||
3
|
Tabung A konsentrasi 50 %
|
PH
|
5
|
4
|
Aroma
|
Susu basi
|
Beraroma alkohol
|
||
Keadaan air kapur
|
Keruh tidak ada endapan
|
Bening di atas endapan di bawah
|
Kelompok
|
Hasil pengamatan
|
Awal
|
Akhir
|
|
4
|
Tabung B konsentrasi 12,5 %
|
PH
|
5
|
6
|
Aroma
|
Susu basi
|
Beraroma alkohol
|
||
Keadaan air kapur
|
Keruh,tidak ada endapan
|
Warna putih, ada endapan
|
||
5
|
Tabung A konsentrasi larutan 50%
|
PH
|
6
|
5
|
Aroma
|
Roti berjamur
|
Berbau alkohol
|
||
Keadaan air kapur
|
Warna keruh, tidak ada endapan
|
Bening ada endapan
|
||
6
|
Tabung A konsentrasi 12,5 %
|
PH
|
5
|
4
|
Aroma
|
Susu basi
|
Beraroma alkohol
|
||
Keadaan air kapur
|
Warna bening,tidak ad endapan
|
Warna putih, ada endapan
|
B.
Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan glukosa sebagai substrat utama. Hal ini
disebabakan struktur model glukosa yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh
Saccharomycess cereviceae. Glukosa digunakan sebagai sumber energi dan
sumber karbon yang digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru.
Pada umumnya
reaksi
fermentasi dinyatakan dengan C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP. Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan pada praktikum
fermentasi dapat di ketahui bahwa dengan adanya gelembung yang dihasilkan dari campuran glukosa dan ragi dapat membuktikan bahwa fermentasi akan menghasilkan CO2.
Fermentasi adalah Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang
terjadi dalam keadaan ketiadaan oksigen
bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan
ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.(Anonim,2010)
Dalam
tabel dapat di lihat bahwa fermentasi dengan kadar gula 50 % akan menghasilkan pH yang bersifat
asam, aroma awal seperti susu basi dan
aroma akhir berbau alkohol. Keadaan air kapur awal yakni keruh dan tidak ada endapan
sedangkan setelah di kocok dan di tutup dengan balon karet yang berisi banyak
karbondioksida keadaan air kapur tersebut berwarna bening dan terdapat endapan. Semakin cepat
pudarnya warna air kapur menandakan bahwa CO2 yang dihasilkan semakin
banyak. Fermentasi dengan kadar gula 12.5% akan menghasilkan pH yang
bersifat asam, aroma awal seperti susu basi dan aroma akhir berbau alkohol. Keadaan air kapur awal yakni keruh dan
tidak ada endapan sedangkan setelah di kocok dan di tutup dengan balon karet
yang berisi banyak karbondioksida keadaan air kapur tersebut berwarna bening
dan terdapat endapan.
Dalam hal ini bahan yang digunakan
adalah Saccharomycess cereviceae dan
glukosa dari substrat dengan hasil akhir perombakan berupa alkohol
(etanol). Reaksi yang berlangsung dalam keadaan anaerobik tersebut adalah
sebagai berikut:
C6H12O6 → 2 C2H5OH
+ 2 CO2 + produk samping
(Fardiaz,Winarno,1984, Biofermentasi
dan Biosintesa Protein, Angkasa,
Bandung.)
Adanya penurunan pH awal dan akhir disebabkan karena adanya
pembentukan asam asetat sebagai hasil dari fermentasi lanjutan dari alkohol sehingga mempengaruhi pH. Berikut ini reaksinya:
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2
PH dari media
sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme (Saccharomycess cereviceae). Setiap mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar
antara 4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol
akan berjalan dengan lambat.
Dapat dilihat
pada hasil pengamatan bahwa konsentrasi gula 50% yang di campur dengan Saccharomycess cereviceae akan
menyebabkan balon akan menggelembung pada menit ke 21 dan konsentrasi gula
12,5% yang di campur dengan larutan
fernipan akan menyebabkan balon akan menggelembung pada menit ke 12. Maka dengan hal ini dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi substrat berpengaruh dalam kecepatan reaksi.
Semakin sedikit konsentrasi substrat maka makin cepat kecepatan reaksinya. Pada botol A
setelah bereaksi timbul busa atau gelembung yang di sebabkan oleh pembentukan
alkohol ( C2H5OH), sedangkan larutan pada botol B semula
keruh menjadi bening dan terdapat endapan, juga muncul gelembung CO2
hasil reaksi botol A. Sehingga dapat di tuliskan reaksi nya yaitu:
Botol A : C6H12O6 2 C2H5OH+2CO2+2NADH2+energi
Botol B : CaCO3+H2O Ca(OH)2+CO2→CaCO3+H2O
Ada beberapa bahan yang di gunakan dalam proses fermentasi ini yaitu:
1.
Ragi (fermipan) yang berfungsi untuk
mengembangkan adonan dan menghasilkan karbondioksida.
2.
glukosa (C6H12O6) digunakan sebagai sumber energi dan sumber karbon yang
digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru.
3.
Air kapur berfungsi mengikat karbondioksida agar
karbondioksida tidak terlepas ke udara.
4.
Aquadest berfungsi sebagai pelarut bahan yang akan
digunakan dalam proses fermentasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Fermentasi adalah Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang
terjadi dalam keadaan ketiadaan oksigen
bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan
ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat. Reaksinya
adalah:
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP.
B.
Saran
Saat melaksanakan praktikum mahasiswa di harapkan lebih
teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Artikelteknikkimia.com/2012/03/tes-jurnal-praktikum-mikrobiologi-jilid
di akses pada tanggal 1 juni 2014 hari minggu pukul 19.00 wita.
Bailey, J.E., and Ollis, D.F. 1987.Biochemical
Enginering Fundamentals.Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha Ltd. di akses pada tanggal 1
juni 2014 hari minggu pukul 19.00 wita
Fardiaz,Winarno,1984,
Biofermentasi dan Biosintesa Protein, Angkasa, Bandung. di akses pada tanggal 1 juni 2014 hari minggu pukul 19.00 wita
ejournal.litbang.2010.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view. di akses pada tanggal 1 juni 2014 hari minggu pukul 19.00 wita
Anonim1.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi) di akses pada tanggal 1 juni 2014 hari minggu
pukul 19.00 wita
Anonim2.2010.http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi_%28makanan%29)di akses pada tanggal 1 juni 2014 hari minggu
pukul 19.00 wita
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Tuliskan ulasan
saudara berkaitan data yang saudara peroleh?
Jawab: dari data yang saya peroleh bahwa semakin cepat pudarnya warna air kapur menandakan bahwa CO2 yang
dihasilkan semakin banyak. Adanya penurunan pH
awal karena adanya bakteri asam laktat akan menfermentasikan bahan pangan
untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dan yang terutama adalah
terbentuknya asam laktat dimana asam laktat akan menurunkan nilai pH dari
lingkungan pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Selain itu konsentrasi substrat berpengaruh
dalam kecepatan reaksi. Semakin sedikit konsentrasi substrat maka makin cepat
kecepatan reaksinya.
2.
Tuliskan persamaan reaksi untuk fermentasi alkohol?
Jawab : C6H12O6
" 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 +
Energi
3.
Gas apa yang terbentuk pada proses fermentasi? Tuliskan
reaksinya!
Jawab: gas yang
terbentuk pada fermentasi yaitu gas metan ( CH4)karena fermentasi
secara anaerobik oleh bakteri methan atau disebut jg bakteri anaerobik dan
bakteri biogas yang apabila di bakar dapat menghasilkan panas. Reaksinya:
CH4+2O2 CO2+2H2O
4.
Pengaruh apa yang terjadi pada jaringan yang tidak
seharusnya mengalami fermentasi?
Jawab:
5.
Sebutkan macam-macam fermentasi lain yang terjadi oleh
adanya mikroorganisme?
Jawab: a. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri
Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahuisebagai penghasil
asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatanwine. Saat ini bakeri
Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetatkarena kemampuanya mengoksidasi
alkohol menjadi asam asetat.
b.
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam
laktat banyak terjadi pada susu. Jasad yang paling berperan dalam fermentasi
ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam
laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
c.
Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus
niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum
digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau
pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
d.
Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula
pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan
dari Corynebacterium glutamicu Fermentasi diberi nama sesuai dengan jenis
senyawa akhir yang dihasilkan. Berdasarkan senyawa atau jenis zat yang
dihasilkan, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam lakta, fermentasi
alkohol, dan fermentasi asam cuka.
e.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam
piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan
2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.
C6H12O6 " 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 +
Energi
6.
Kenapa fermipan di
larutkan di air hangat?
Jawab: Karena fermipan berperan sebagai zat yang bekerja dalam
proses fermentasi yang akan menghasilkan suhu optimal pada pertumbuhan Saccharomycess
cereviceae yang akan menghasilkan CO2
7.
Apakah fungsi
fermipan?
Jawab: fermipan berfungsi untuk mengembangkan adonan dan
menghasilkan CO2
8.
Dari manakah alkohol
berasal?
Jawab: glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Asam piruvat
yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas
akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.
9.
Apa perbedaan
fermentasi alkohol dengan fermentasi asam laktat?
Jawaba. a. Fermentasi Asam Laktat.
Fermentasi asam laktat
yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini
dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya:
C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH
+ Energi
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam
piruvat (proses Glikolisis).
C6H12O6————> 2 C2H3OCOOH
+ Energi
2. Dehidrogenasi asam
piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2————>
2 C2H5OCOOH + 2 NAD
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk
asam laktat :
8
ATP — 2 NADH2= 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
Dalam
fermentasi, bakteri asam laktat akan menfermentasikan bahan pangan untuk
menghasilkan perubahan yang diinginkan dan yang terutama adalah terbentuknya
asam laktat dimana asam laktat akan menurunkan nilai pH dari lingkungan
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam.
b. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi
etanol(etil alkohol) dan karbondioksida.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6)
————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi
asam piruvat.
Asampiruvat ———————————> asetaldehid +
CO2
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.
Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol).
2CH3CHO + 2 NADH2 ——————>2 C2H5OH + 2 NAD.
alcohol
dehidrogenaseenzim
Ringkasan
reaksi :
C6H12O6—————>2 C2H5OH
+ 2 CO2+ 2 NADH2+Energi