Selasa, 22 April 2014

laporan homeostatis



HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Unit I Homeostatisyang di susun oleh :
Nama          : Mar’ahtus Sholikah
Nim             : 11270010
Kelas           : “A”
Kelompok   : III
Telah di nyatakan di terima oleh





                                                                                Makassar, 28 Mei 2013
                                                                                            Asisten,


                                                                                                                                            Safaruddin,


BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
  Perpindahan zat-zat yang terjadi dalam sel aupun masuknya zat-zat ke dalam sel melalui suatu membran atau melakukan seleksi terhadap yang disebut membran plasma. Membran ini memiliki sifat memilih atau melakukan seleksi terhadap zat-zat dari luar yang boleh masuk ke dalam sel. Sehingga membran plasma ini disebut membran yang semipermeabel.  
Keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis. Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang yang biasa kita kenal dengan sebutan homeostatis.
Sebagaimana yang kita ketahui antar sel dengan lingkungan luarnya  terjadi pertukaran zat-zat. Pertukaran tersebut dapat terjadi pada kondisi sel bila ditempatkan dalam larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jauh mengenai hal-hal di atas, tentunya tidak cukup hanya dengan teori saja, melainkan praktikum yang akan menunjang pengetahuan kita mengenai kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang

B.       TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui keadaan sel bila ditempatkan dalam larutan yang bersifat isotonis, hipotonis dan hipertonis.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis. Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan untuk mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis.Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Membran sel merupakan faktor utama dalam pengaturan homeostasis sel.  ( Anonim, 2012).
            Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena dua hal yaitu adanya perubahan aktivitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus-menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktivitas sel dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan. Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis berlangsung melalui sistem umpan balik. Ada dua macam sistem umpan balik, yaitu umpan balik positif dan negatif. Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendaliuan kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah sistem umpan balik negatif. Sistem umpan balik negatif dapat didefinisikan sebagai perubahan suatu variabel yang dilawan oleh suatu cenderung mengembalikan perubahan tersebut kekeadaan semula. Perubahan yang terjadi pada sistem umpan balik positif berlawanan dengan peristiwa pada sistem umpan balik negatif. Pada sistem umpan balik positif, perubahan awal suatu variabel akan menghasilkan perubahan yang semakin besar (Isnaeni, 2006).
Cannon mengajukan beberapa parameter yang diatur secara homeostatik,yaitu faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi sel dan yang dibutuhkan sel, serta adanya sekresi internal. Hal-hal yang diajukan oleh Cannon ini sekarang telah terbukti ada dalam tubuh. Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itu sel-sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan media yang menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh. ( Anonim, 2011)
Homeostasis mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di dalam lingkungan cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel bergantung pada pemeliharaan lingkungan cairan internal yang stabil yang berhubungan langsung dengan sel. Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis adalah (1) konsentrasi molekul-molekul nutrien, (2) konsentrasi O2 dan CO2, (3) konsentrasi zat-zat sisa, (4) pH, (5) konsentrasi air, garam dan elektrolit lain, (6) suhu, serta (7) volume dan tekanan (Anonim , 2012).
Sistem kontrol homeostasis memiliki 3 komponen fungsional : sebuah reseptor, sebuah pusat kontrol, dan sebuah efektor. Reseptor mendeteksi perubahan beberapa variabel lingkungan internal hewan , seperti perubahan suhu tubuh. Pusat kontrol memproses informasi yang diterima dari reseptor dan mengarahkan suatu respon yang tepat melalui efektor (Campbell,2002).














BAB III
METODE KERJA

A.    WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal    : Selasa, 21 Mei 2013
Waktu             : Pukul 09.00-11.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Biologi FMIPA UVRI Makassar.

B.     ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.      Gelas aqua 5 buah
2.      Sedotan transparan 5 buah
3.      Lilin 2 buah
4.      Korek api
5.      Mistar
6.      Karet gelang 5 buah
7.      Kantong plastic
Bahan:
1.      Telur 5 butir
2.      Aquades
3.      Larutan NaCl (0,2 %, 0,4%, 1%, dan 4%)

C.    PROSEDUR KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang telah disediakan
2.      Mengisi gelas aqua dengan aquades dan larutan NaCl dengan konsentrasi yang ditentukan hingga tiga perempatnya.
3.      Mengetuk ujuk cangkang telur yang membulat secara hati-hati.
4.      Melepaskan cangkang telur secara hati-hati sebesar ukuran jari.
5.      Mengetuk ujung telur yang runcing kemudian  membuat lubang sebesar pipet sedotan.
6.      Meletakkan telur dalam posisi tegak dengan bagian tumpul dibawah pada mulut gelas yang berisi aquades dan larutan NaCl (membran cangkang telur tenggelam pada permukaan zat cair).
7.      Memasukkan ujung sedotan kedalam lubang cangkang menembus membran cangkang.
8.      Menyalakan lilin dan meneteskan lilin cair pada sekeliling sedotan sampai ruang antara cangkang dan sedotan tertutup rapat.
9.      Mengamati pergerankan air atau cairan di dalam sedotan, dan setiap 10 menit mengukur tinggi cairan didalam sedotan dengan menggunakan mistar. Catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel.













BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.    HASIL PENGAMATAN

     Larutan

Pengamatan yang ke- ( selama 20 menit )
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII

Aquades
Menit
ke- 19
(O,2 cm)
-
-
-
-
-
-
-

NaCl I
Menit
ke-9
(0,3 cm)
Menit
ke-17
(0,6 cm)
-
-
-
-
-
-

NaCl II
Menit ke-10
(0,4 cm)
Menit
Ke- 16
(0,6 cm)
-
-
-
-
-
-

NaCl III
_
-
-
-
-
-
-
-

NaCl IV
_
-
-
-
-
-
-
-

Keterangan :
1.      NaCl 1 ml aquades 10 ml NaCl 10%
2.      NaCl 10 ml aquades 20 ml NaCl 10%
3.      NaCl 100 ml aquades 20 ml  NaCl 10 %
4.      NaCl 100 ml aquades 40 ml NaCl 10 %

B.     PEMBAHASAN
Pada Kegiatan praktikum ini digunakan telur ayam ras. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat transport zat antar sel, dalam hal ini adalah osmosis dalam cairan yang bersifat isotonik, hipertonik dan hipotonik. Larutan bersifat isotonik bila konsentrasi cairan di dalam sel sama dengan cairan di luar sel sehingga sel tidak mengalami perubahan. Bersifat hipotonik bila konsentrasi larutan di dalam sel lebih rendah dari pada cairan di luar sel, dan bersifat hipertonik bila konsentrasi larutan di dalam sel lebih tinggi dari pada cairan diluar sel.
 Berdasarkan hasil pengamatan di atas bahwa, jika di tuangkan 1 ml Aquades ke dalam gelas aqua yang berisi cangkang telur maka pada menit ke 19 mengalami perubahan konsentrasi mencapai 0,2 cm sedangkan larutan NaCl I (0,2 %) yang di tuangkan 1 ml Aquades, 10 ml NaCl 10 % mengalami perubahan konsentrasi 0,3 cm pada menit ke 19 dan selanjutnya pada menit ke 17 larutan NaCl I mengalami kenaikan atau perubahan konsentrasi hingga mencapai 0,6 cm. Pada larutan NaCl II (0,4 %) yang di tuangkan 10 ml Aquades, 20 ml NaCl 10 % mengalami perubahan konsentrasi yang terjadi pada menit ke 10 dengan konsentrasi larutan 0,4 cm kemudian pada menit ke 16 perubahan konsentrasi semakin tinggi hingga mencapai 0,6 cm. Jika di bandingkan antara Aquades, NaCl I dan NaCl II maka yang mengalami perubahan konsentrasi yang lebih cepat dan tinggi yaitu larutan NaCl II.
 Naiknya larutan ke dalam pipet disebabkan oleh cairan telur yang hipertonik (konsentrasi zat terlarut lebih tinggi). Akibatnya air akan berdifusi dari larutan hipotonik ke laruitan hipertonik. Akan tetapi pada telur yang dicelupkan di larutan NaCl 0,2, 0,4, 1 dan 4 % mengalami perubahan yaitu tampak adanya cairan pada sedotan dan yang paling tinggi konsentrasi perubahannya yaitu pada larutan NaCl 0,4 %. Hal tersebut di atas kemungkinam terjadi akibat adanya faktor  perbedaan luas membran telur dengan NaCl 1% dan NaCl 4 % dengan telur-telur yang lain. Kemungkinan juga diakibatkan karena pada sedotan yang mengalami kerusakan akibat tetesan lilin. Kemungkinan selanjutnya bisa diakibatkan oleh durasi waktu pengamatan yang terlalu singkat.
 Jadi, dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan yang termasuk larutan isotonis yaitu aquades, dimana keadaan konsentrasi pelarut sama besar dengan konsentrasi zat terlarut. Kemudian yang termasuk larutan hipotonis yaitu larutan NaCl III dan NaCl IV, dimana keadaan konsentrasi pelarut lebih kecil dari pada zat terlarut dan yang termasuk larutan hipertonis yaitu NaCl I dan NaCl II, dimana keadaan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari pada pelarut.
BAB IV
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Keadaan sel yang ditempatkan pada larutan isotonik tidak terjadi perubahan (konstan). Pada Larutan hipotonik cairan sel bertambah sedangkan pada hipertonik cairan sel berkurang.

B.       SARAN
1.         Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan.
2.         Diharapkan kepada laboratorium agar bahan dan alat yang dibutuhkan untuk praktikum  terlebih dahulu disiapakan sebelum praktikum dimulai agar tidak memakan waktu yang sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar