HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Praktikum Fisiologi Hewan Unit V “Urinalisasi” yang di susun oleh :
Nama :
Mar’ahtus Sholikah
Nim :
11270010
Kelas :
“A”
Kelompok : III
Telah
di nyatakan di terima oleh
Makassar,
11 Juni 2013
Asisten,
Safaruddin, s.pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Urin atau air kencing
adalah cairan yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di dunia ini, baik
manusia maupun hewan. Urin atau air seni atau air kencing juga merupakan cairan
sisa yang diekskresikan
oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai
sarana komunikasi olfaktori.
Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Karena urin merupakan sisa
metabolisme yang harus di keluarkan, maka jika urin tidak di keluarkan akan
menyebabkan penyakit bagi manusia maupun hewan tersebut.
Dalam praktikum uji urin ini kami mencoba mengetahui kandungan glukosa
yang ada dalam urin. Begitu pula dapat dengan praktikum ini kami juga
mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila zat
yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat mengetahui
secara lebih cepat.
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk
mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia urin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urin bersal dari
penyaringan darah oleh ginjal yang dialirkan memelaui uretra selanjutnya
dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung bebrapa zat seperti glukosa,
garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam kantung urin sampai sekitar 300
cc .
(F:\Urinalisis (analisis kemih) iqbal
ali.com.htm6/04/2010 15.30 WIB.
Secara umum urin
berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental
berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang
didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan
agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi
lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa
jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Perubahan warna
a. Hijau : kadar glukosa 1 %
b. Merah : kadar glukosa 1,5 %
c. Orange : kadar glukosa 2 %
d. Kuning : kadar glukosa 5 %
Volume urin normal per
hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor
diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum,
hormon ADH, dan emosi. (Campbel,1999)
Interpretasi warna urin dapat
menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin
disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak,
atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah.
Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan
makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan
sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu
ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air
teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti
hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini
disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam
minuman berenergi. (Guyton, C.1992)
Sifat
Fisik Urin
Secara umum,
sifat fisik urine yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna,
bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1.
Warna
Urine normal berwujud encer
berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan jumlah dan konsentrasi
urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika
didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil
urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi
kuning tua hingga kecoklatan.
2.
Bau
Urine memiliki bau yang khas dan
cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan
makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau metil merkaptan,
pada ketosis ditemukan bau aseton.
3.
Alkalinitas (pH)
Urine normal cenderung asam dengan
pH ntara 4,8 – 7,5 (<6 data-blogger-escaped-asidosis="" data-blogger-escaped-asupan="" data-blogger-escaped-bergantung="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-demam="" data-blogger-escaped-dihasilkan="" data-blogger-escaped-fosfat="" data-blogger-escaped-katabolisme="" data-blogger-escaped-keasaman="" data-blogger-escaped-kelebihan="" data-blogger-escaped-kondisi="" data-blogger-escaped-meningkatkan="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-protein.="" data-blogger-escaped-protein="" data-blogger-escaped-span="" data-blogger-escaped-sulfat="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-urine.="" data-blogger-escaped-urine="" data-blogger-escaped-yang="">
4.
Berat jenis
Berkisar antara 1,003–1,030 dan
bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam urine.
5.
Volume
Pada orang dewasa normal, 600–2500 ml
urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini tergantung pada konsumsi air, suhu
luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang saat musim panas
karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat. Urine
yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk
selama aktivitas. (F:\urinalisis.html, 6/04/2010 15.30 WIB)
Komponen Penyusun Urin
Pada dasarnya, urine
tersususn dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolit (urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari
darah atau cairan interstinal. Komposisi urine berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali
ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea
dalam kadar yang tinggi yang dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk
tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Pada orang
normal urine rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam. Urin tersusun
atas banyak unsur penyusun. Sebagai komponen unsur merupakan unsur yang normal terdapat dalam urine dan
sebagian merupakan unsur abnormal (bersifat patologis) yang mengindikasikan
adanya suatu penyakit tertentu.
A. Unsur
– Unsur Normal dalam Urine
1.
Urea (Ureum)
Menyusun sekitar setengah dari zat
padat urine . Urea merupakan hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam
amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati, mencapai ginjal dan diekskresikan
rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap 100 ccm
darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi
hati dalam pembentukan ureum.
2.
Ammonia
Normalnya, urine mengandung sedikit
amonia. Ketosis dan asidosis akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak
terganggu, akan menyebabkan pengeluaran amonia yang tinggi dalam urine.
3.
Kreatinin dan Kreatin
Kreatinin adalah produk pemecahan
kreatin, diekskresi dalam jumlah konstan tidak bergantung pada asupan makanan.
Sedangkan, kreatin merupakan hasil buangan kreatin dalam otot. Produk
metabolisme lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat.
4.
Asam urat
Merupakan hasil akhir terpenting
oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein
makanan tetapi juga dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Kadar normal
unsur ini di dalam darah adalah 2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap
hari diekskresikan ke dalam urine.
5.
Asam – asam amino
Asam-asam amino yang terdapat di
dalam urine diantaranya : Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat,
Sitrulin, Sistein, Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Hidroksiprolin,
Lisin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan masih banyak yang lain. Pada orang
dewasa normal, hanya sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresi dalam
urine dalam 24 jam.
6.
Cloride
Pada umumnya, cloride diekskresi
sebagai natrium cloride. Karena sebagian besar cloride berasal dari makanan,
pengeluarannya sangat tergantung dari jumlah asupan garam dalam makanan yang
dikonsumsi.
7.
Sulfat
Sulfur urine berasal terutama dari
protein karena terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur, metronin,
sistin dalam molekul protein.
8.
Fosfat
Fosfat urine adalah gabungan dari
natrium dan kalium fosfat serta kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah).
Makanan, khususnya jumlah protein yang dikonsumsi mempengaruhi ekskresi fosfat.
Sebagian fosfat juga berasal dari pemecahan sel.
9.
Mineral, meliputi :
Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium.
10.
Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam
jumlah yang kecil dalam urine.
Untuk mengetahui jumlah total unsur
maupun zat-zat yang terdapat di dalam urine, berikut ini adalah susunan urine
normal (dalam gram) :
Garam (NaCl)
:
10-15
Ureum :
20-30
Kalium
(K)
:
2,0
Kreatinin : 1,2
Kalsium (Ca)
:
0,2
Asam urat : 0,7
Magnesium
(Mg) :
0,1
Asam amino : 1,0
Sulfur
(S)
:
0,8
Asam hirufat : 0,7
Fosfor
(P)
:
1,0
Ammonia : 0,7
B.
Unsur – Unsur Abnormal dalam Urine
Adanya unsur-unsur abnormal atau
tidak umum terdapat dalam urine dapat mengindikasikan adanya suatu penyakit.
Dengan kata lain, urine dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau
kelainan. Unsur-unsur itu meliputi :
1.
Protein (Albumin)
Albumin dan globulin yang terdapat
dalam urine dalam konsentrasi abnormal mengindikasikan adanya gejala
albuminaria. Normalnya, tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresi setiap
hari dalam urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan urine.
2.
Glukosa
Normalnya, tidak lebih dari 1 gram
gula diekskresi setiap hari. Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu
ditemukan dalam urine. Selain itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit
diabetes melitus (DM). Produksi insulin oleh penderita DM sangat kurang,
sehingga makanan gagal dijadikan sebagai bahan bakar. Akibatnya, kadar gula
darah terus naik hingga sampai pada ginjal dan keluar lewat urine. Kadar
glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari
makanan, kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl pada individu normal.
3.
Senyawa Keton
Keton yang diekskresikan setiap
hari normalnya hanya 3-15 mg. Jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan
metabolisme karbohidrat (misal : DM), kehamilan, anestesia eter, dan beberapa
jenis alkalosis.
4.
Bilirubin dan Darah
Adanya darah dalam urine
(hematuria) dapat disebabkan karena kerusakan ginjal atau saluran urine.
5.
Porfirin
Ekskresi koproporfirin dalam urine
orang dewasa normal adalah 60-250 ug/hari. Adanya uroporfirin serta kenaikan
jumlah koproporfirin dalam urine adalah sifat kimia yang nyata dalam urine
pasien penderita “porfirio”. (Isnaeni,wiwi.2006)
BAB III
METODE KERJA
A.
WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal
: Selasa,11 Juni 2013
Waktu
: Pukul 10.30-12.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi FKIP UVRI
Makassar.
B. ALAT
DAN BAHAN
Alat
:
1. Tabung
reaksi dan rak
2. Bunsen
dan spiritus
3. Kaki
tiga
4. Gelas
kimia
5. Bahan
:
6. urin
7. larutan
benedict(fehling A dan B )
Bahan
:
1. urin
2. larutan
benedict ( fehling Adan fehling B )
C. CARA
KERJA
1. Untuk
analisis fisik, amati sampel urin yang anda bawa kemudian cocokan dengan sumber
yang telah ditetapkan sebelumnya pada buku fisiologi
2. Untuk
analisis kimia, menyiapkan tabung reaksi kecil.
3. Memasukkan
10tetes urin yang telah disediakan.
4. Menambahkan
masing-masing 5 tetes fehlig A dan B.
5. Meletakkan
tabung trsebut didalam air mendidih selama 5 menit.
6. Memindahkan
dari pemanas dan membaca hasilnya sesuai dengan daftar yang ada pada penuntun.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
Setelah menguji
kandungan glukosa, terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Yang
menandakan bahwa terdapat glukosa dalam urin. Setelah menguji kandungan
protein, terjadi perubahan warna menjadi kuning. Yang menandakan bahwa tidak terdapat
kandungan protein dalam urine.
Setelah menguji kandungan protein, terjadi
perubahanwarna menjadi kuning. Yang menandakan bahwa tidak terdapat kandungan
protein dalam urine.
Setelah menguji kandungan amonia, bau yang
ditimbulkanadalah menyengat tetapi masih tergolong normal. Hal inimenandakan
bahwa konsumsi protein tidak terlalu banyak.Sehingga kandungan amonia sedikit.
Setelah menguji kandungan klorida, terjadi
perubahanwarna menjadi kuning dan terdapat endapan. Yang menandakan bahwa terdapat
kandungan klorida dalam urine.
Hasil
pengamatan terhadap beberapa probandus
NO
|
PROBANDUS
|
WARNA AWAL
|
WARNA SESUDAH
PERLAKUAN
|
1
|
A1 novi
|
Kuning gading
|
Biru kehijuan ( normal)
|
2
|
A2 susan
|
Kuning gading
|
Biru ( normal)
|
3
|
B1 kristianto
|
Bening gading
|
Biru ( normal)
|
4
|
B2 anjelita
|
Bening
|
Biru ( normal)
|
5
|
C1 azizah
|
Kuning gading
|
Biru ( normal )
terdapat endapan
|
6
|
C2 A. Kasmawati
|
Kuning gading
|
Hijau kecoklatan
( normal)
|
7
|
D1 A. Hilya
|
Kuning gading
|
Biru kehijauan (
normal ) terdapat endapan
|
8
|
D2. Markristover
|
Coklat
|
Hijau kehitaman
(normal)
|
9
|
E1 aryanti
|
Kuning gading
|
Merah bata ( terdapat
glukosa)
|
10
|
E2 dedi
|
Kemerah-merahan
|
Merah bata ( terdapat
glukosa)
|
11
|
F1 yuli
|
Kemerah-merahan
|
Biru kehijauan (
normal )
|
12
|
F2 maya
|
Kemerah-merahan
|
Coklat kemerahan
( terdapat glukosa )
|
Keterangan : 10 tetes urin
B.
PEMBAHASAN
Fungsi
utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor".
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau
saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara
medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari
urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Secara umum,
sifat fisik urin yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna,
bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1.
Warna
Urin
normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan
jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan
menjadi keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga
terdapat sejumlah kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi
pemekatan urine, urine menjadi kuning tua hingga kecoklatan.
2.
Bau
Urin
memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus
memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
3. Alkalinitas
(pH)
Urin
normal cenderung asam dengan pH ntara 4,8 – 7,5 (<6 data-blogger-escaped-asidosis="" data-blogger-escaped-asupan="" data-blogger-escaped-bergantung="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-demam="" data-blogger-escaped-dihasilkan="" data-blogger-escaped-fosfat="" data-blogger-escaped-katabolisme="" data-blogger-escaped-keasaman="" data-blogger-escaped-kelebihan="" data-blogger-escaped-kondisi="" data-blogger-escaped-meningkatkan="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-protein.="" data-blogger-escaped-protein="" data-blogger-escaped-span="" data-blogger-escaped-sulfat="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-urine.="" data-blogger-escaped-urine="" data-blogger-escaped-yang="">
4. Berat jenis
Berkisar
antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam
urine.
5. Volume
Pada
orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini
tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume
urine berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik
dengan pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah
dari jumlah urine yang dibentuk selama aktivitas.
Menurut hasil
pengamatan yang telah kami lakukan terhadap probandus di ketahui bahwa:
1. jika
warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan
menjadi berwarna biru atau biru kehijauan berarti kadar gula dalam darah itu
normal.
2. Jika
warna awal pada urin adalah bening atau bening gading dan setelah mendapatkan
perlakuan menjadi berwarna biru itu berarti kadar gula dalam darah itu normal.
3. Jika
warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan
menjadi berwarna biru, hijau kecoklatan, dan biru kehijauan berarti kadar gula
dalam darah itu normal walaupun terdapat endapan d dalamnya. Hal ini sebabkan
adanya bakteri bahkan tumpukan lemak.
4. Jika
warna awal pada urin adalah coklat dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi
berwarna hijau kehitaman berarti terdapat kadar gula dalam darah tersebut.
5. Jika
warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan
menjadi berwarna merah bata berarti terdapat kadar gula dalam darah tersebut.
6. Jika
warna awal pada urin adalah kemerah-merahan dan setelah mendapatkan perlakuan
menjadi berwarna merah bata dan coklat kemerahan berarti terdapat kadar gula
dalam darah tersebut.
7. Jika
warna awal pada urin adalah kemerah-merahan dan setelah mendapatkan perlakuan
menjadi berwarna biru kehijauan berarti kadar gula dalam darah tersebut normal.
Interpretasi warna urin
dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
1. Keruh
Kekeruhan
pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel
epithel,lemak, atau Kristal-kristal mineral.
2. Pink,
merah muda dan merah
Warna urin seperti ini biasanya disebabkan
oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan
gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di
system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau
pembengkakkan kelenjar prostat.
3. Coklat
muda seperti warna air teh
warna
ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis
atau serosis.
4. Kuning
gelap
Warna
ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat
dalam minuman berenergi.
Salah satu Unsur – Unsur Abnormal
dalam Urin adalah Glukosa.
Normalnya
glukosa dalam darah tidak lebih dari 1 gram gula diekskresi setiap hari.
Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu ditemukan dalam urine. Selain
itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit diabetes melitus (DM). Produksi
insulin oleh penderita DM sangat kurang, sehingga makanan gagal dijadikan
sebagai bahan bakar. Akibatnya, kadar gula darah terus naik hingga sampai pada
ginjal dan keluar lewat urine. Kadar glukosa darah meningkat seiring dengan
pencernaan dan penyerapan glukosa dari makanan, kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl
pada individu normal.
perubahan
warna pada urin
1.
Hijau : kadar glukosa 1 %
2. Merah :
kadar glukosa 1,5 %
3. Orange :
kadar glukosa 2 %
4.
Kuning : kadar glukosa 5 %
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fungsi utama urin
adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Setelah menguji kandungan glukosa, terjadi perubahan warna menjadi kuning
kecoklatan. Yang menandakan bahwa terdapat glukosa dalam urin. Setelah menguji
kandungan protein, terjadi perubahan warna menjadi kuning. Yang menandakan
bahwa tidak terdapat kandungan protein dalam urine.
Secara umum, sifat fisik urin yang tampak dan
relatif mudah diobservasi meliputi : warna, bau, pH (alkalinitas), berat jenis,
dan volume rata-ratanya
perubahan warna pada urin yang diamati yaitu:
1.
Hijau : kadar glukosa 1 %
2. Merah :
kadar glukosa 1,5 %
3. Orange :
kadar glukosa 2 %
4.
Kuning : kadar glukosa 5 %
B.
SARAN
Saat melaksanakan praktikum mahasiswa di harapkan lebih
teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam percobaan. Untuk dosen pendamping
praktikum di harapkan mampu lebih menjelaskan mengenai praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Reece, Mitchel.1999.Biologi.Jakarta : Erlangga
(F:\Urinalisis (analisis kemih)
iqbal ali.com.htm6/04/2010 15.30 WIB.
(F:\urinalisis.html,
6/04/2010 15.30 WIB)
Guyton, C.1992.Buku
Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Isnaeni,wiwi.2006. fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit
Kasinius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar