Selasa, 27 Mei 2014

LAPORAN URIN


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Unit V Urinalisasiyang di susun oleh :
Nama          : Mar’ahtus Sholikah
Nim             : 11270010
Kelas           : “A”
Kelompok   : III
Telah di nyatakan di terima oleh





Makassar, 11 Juni 2013
Asisten,



Safaruddin, s.pd




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Urin atau air kencing adalah cairan yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di dunia ini, baik manusia maupun hewan. Urin atau air seni atau air kencing juga merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Karena urin merupakan sisa metabolisme yang harus di keluarkan, maka jika urin tidak di keluarkan akan menyebabkan penyakit bagi manusia maupun hewan tersebut.
Dalam praktikum uji urin ini  kami mencoba mengetahui kandungan glukosa yang ada dalam urin. Begitu pula dapat dengan praktikum ini kami juga mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat mengetahui secara lebih cepat.

B.     TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia urin









BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Urin bersal dari penyaringan darah oleh ginjal yang dialirkan memelaui uretra selanjutnya dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung bebrapa zat seperti glukosa, garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam kantung urin sampai sekitar 300 cc .
(F:\Urinalisis (analisis kemih) iqbal ali.com.htm6/04/2010 15.30 WIB.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Perubahan warna
a. Hijau : kadar glukosa 1 %
b. Merah : kadar glukosa 1,5 %
c. Orange : kadar glukosa 2 %
d. Kuning : kadar glukosa 5 %
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi. (Campbel,1999)
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi. (Guyton, C.1992)

Sifat Fisik Urin
Secara umum, sifat fisik urine yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna, bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1.         Warna
Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi kuning tua hingga kecoklatan.
2.        Bau
Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
3.      Alkalinitas (pH)
Urine normal cenderung asam dengan pH ntara 4,8 – 7,5 (<6 data-blogger-escaped-asidosis="" data-blogger-escaped-asupan="" data-blogger-escaped-bergantung="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-demam="" data-blogger-escaped-dihasilkan="" data-blogger-escaped-fosfat="" data-blogger-escaped-katabolisme="" data-blogger-escaped-keasaman="" data-blogger-escaped-kelebihan="" data-blogger-escaped-kondisi="" data-blogger-escaped-meningkatkan="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-protein.="" data-blogger-escaped-protein="" data-blogger-escaped-span="" data-blogger-escaped-sulfat="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-urine.="" data-blogger-escaped-urine="" data-blogger-escaped-yang="">
4.       Berat jenis
Berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam urine.
5.       Volume
Pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk selama aktivitas. (F:\urinalisis.html, 6/04/2010 15.30 WIB) 
 Komponen Penyusun Urin
Pada dasarnya, urine tersususn dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolit (urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstinal. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi yang dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Pada orang normal urine rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam. Urin tersusun atas banyak unsur penyusun. Sebagai komponen unsur merupakan  unsur yang normal terdapat dalam urine dan sebagian merupakan unsur abnormal (bersifat patologis) yang mengindikasikan adanya suatu penyakit tertentu.
A.    Unsur – Unsur Normal dalam Urine
1.       Urea (Ureum)
Menyusun sekitar setengah dari zat padat urine . Urea merupakan hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati, mencapai ginjal dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
2.        Ammonia
Normalnya, urine mengandung sedikit amonia. Ketosis dan asidosis akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak terganggu, akan menyebabkan pengeluaran amonia yang tinggi dalam urine.
3.       Kreatinin dan Kreatin
Kreatinin adalah produk pemecahan kreatin, diekskresi dalam jumlah konstan tidak bergantung pada asupan makanan. Sedangkan, kreatin merupakan hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat.
4.       Asam urat
Merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan tetapi juga dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Kadar normal unsur ini di dalam darah adalah 2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
5.      Asam – asam amino
Asam-asam amino yang terdapat di dalam urine diantaranya : Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat, Sitrulin, Sistein, Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Hidroksiprolin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan masih banyak yang lain. Pada orang dewasa normal, hanya sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresi dalam urine dalam 24 jam.
6.       Cloride
Pada umumnya, cloride diekskresi sebagai natrium cloride. Karena sebagian besar cloride berasal dari makanan, pengeluarannya sangat tergantung dari jumlah asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi.
7.        Sulfat
Sulfur urine berasal terutama dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur, metronin, sistin dalam molekul protein.
8.       Fosfat
Fosfat urine adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat serta kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Makanan, khususnya jumlah protein yang dikonsumsi mempengaruhi ekskresi fosfat. Sebagian fosfat juga berasal dari pemecahan sel.
9.      Mineral, meliputi : Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium.
10.   Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam jumlah yang kecil dalam urine.
Untuk mengetahui jumlah total unsur maupun zat-zat yang terdapat di dalam urine, berikut ini adalah susunan urine normal (dalam gram) :
Garam (NaCl)             : 10-15             Ureum             : 20-30
Kalium (K)                  : 2,0                 Kreatinin         : 1,2
Kalsium (Ca)               : 0,2                 Asam urat        : 0,7
Magnesium (Mg)         : 0,1                 Asam amino    : 1,0
Sulfur  (S)                   : 0,8                 Asam hirufat   : 0,7
Fosfor  (P)                   : 1,0                 Ammonia        : 0,7

B.      Unsur – Unsur Abnormal dalam Urine
Adanya unsur-unsur abnormal atau tidak umum terdapat dalam urine dapat mengindikasikan adanya suatu penyakit. Dengan kata lain, urine dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau kelainan. Unsur-unsur itu meliputi :
1.       Protein (Albumin)
Albumin dan globulin yang terdapat dalam urine dalam konsentrasi abnormal mengindikasikan adanya gejala albuminaria. Normalnya, tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresi setiap hari dalam urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan urine.
2.       Glukosa
Normalnya, tidak lebih dari 1 gram gula diekskresi setiap hari. Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu ditemukan dalam urine. Selain itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit diabetes melitus (DM). Produksi insulin oleh penderita DM sangat kurang, sehingga makanan gagal dijadikan sebagai bahan bakar. Akibatnya, kadar gula darah terus naik hingga sampai pada ginjal dan keluar lewat urine. Kadar glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari makanan, kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl pada individu normal.
3.      Senyawa Keton
Keton yang diekskresikan setiap hari normalnya hanya 3-15 mg. Jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat (misal : DM), kehamilan, anestesia eter, dan beberapa jenis alkalosis.
4.      Bilirubin dan Darah
Adanya darah dalam urine (hematuria) dapat disebabkan karena kerusakan ginjal atau saluran urine.
5.      Porfirin
Ekskresi koproporfirin dalam urine orang dewasa normal adalah 60-250 ug/hari. Adanya uroporfirin serta kenaikan jumlah koproporfirin dalam urine adalah sifat kimia yang nyata dalam urine pasien penderita “porfirio”. (Isnaeni,wiwi.2006)
























BAB III
METODE KERJA
A.    WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal    : Selasa,11 Juni 2013
Waktu             : Pukul 10.30-12.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Biologi FKIP  UVRI Makassar.

B.     ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.      Tabung reaksi dan rak
2.      Bunsen dan spiritus
3.      Kaki tiga
4.      Gelas kimia
5.      Bahan :
6.      urin
7.      larutan benedict(fehling A dan B )
Bahan :
1.      urin
2.      larutan benedict ( fehling Adan fehling B )

C.     CARA KERJA
1.      Untuk analisis fisik, amati sampel urin yang anda bawa kemudian cocokan dengan sumber yang telah ditetapkan sebelumnya pada buku fisiologi
2.      Untuk analisis kimia, menyiapkan tabung reaksi kecil.
3.      Memasukkan 10tetes urin yang telah disediakan.
4.      Menambahkan masing-masing 5 tetes fehlig A dan B.
5.      Meletakkan tabung trsebut didalam air mendidih selama 5 menit.
6.      Memindahkan dari pemanas dan membaca hasilnya sesuai dengan daftar yang ada pada penuntun.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENGAMATAN
http://htmlimg2.scribdassets.com/2n1kypog01t7u1r/images/7-68f9023a64.jpg

Setelah menguji kandungan glukosa, terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Yang menandakan bahwa terdapat glukosa dalam urin. Setelah menguji kandungan protein, terjadi perubahan warna menjadi kuning. Yang menandakan bahwa tidak terdapat kandungan protein dalam urine.
Setelah menguji kandungan protein, terjadi perubahanwarna menjadi kuning. Yang menandakan bahwa tidak terdapat kandungan protein dalam urine.
Setelah menguji kandungan amonia, bau yang ditimbulkanadalah menyengat tetapi masih tergolong normal. Hal inimenandakan bahwa konsumsi protein tidak terlalu banyak.Sehingga kandungan amonia sedikit.
Setelah menguji kandungan klorida, terjadi perubahanwarna menjadi kuning dan terdapat endapan. Yang menandakan bahwa terdapat kandungan klorida dalam urine.

http://htmlimg4.scribdassets.com/2n1kypog01t7u1r/images/8-b04a883808.jpg
 


Hasil pengamatan terhadap beberapa probandus

NO
PROBANDUS
WARNA AWAL
WARNA SESUDAH PERLAKUAN
1
A1 novi
Kuning gading
Biru  kehijuan ( normal)
2
A2 susan
Kuning gading
Biru ( normal)
3
B1 kristianto
Bening gading
Biru ( normal)
4
B2 anjelita
Bening
Biru ( normal)
5
C1 azizah
Kuning gading
Biru ( normal ) terdapat endapan
6
C2 A. Kasmawati
Kuning gading
Hijau kecoklatan
( normal)
7
D1 A. Hilya
Kuning gading
Biru kehijauan ( normal ) terdapat endapan
8
D2. Markristover
Coklat
Hijau kehitaman (normal)
9
E1 aryanti
Kuning gading
Merah bata ( terdapat glukosa)
10
E2 dedi
Kemerah-merahan
Merah bata ( terdapat glukosa)
11
F1 yuli
Kemerah-merahan
Biru kehijauan ( normal )
12
F2 maya
Kemerah-merahan
Coklat kemerahan
( terdapat glukosa )

Keterangan : 10 tetes urin

B.     PEMBAHASAN
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Secara umum, sifat fisik urin yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna, bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1.      Warna
Urin normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi kuning tua hingga kecoklatan.
2.        Bau
Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
3.      Alkalinitas (pH)
Urin normal cenderung asam dengan pH ntara 4,8 – 7,5 (<6 data-blogger-escaped-asidosis="" data-blogger-escaped-asupan="" data-blogger-escaped-bergantung="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-demam="" data-blogger-escaped-dihasilkan="" data-blogger-escaped-fosfat="" data-blogger-escaped-katabolisme="" data-blogger-escaped-keasaman="" data-blogger-escaped-kelebihan="" data-blogger-escaped-kondisi="" data-blogger-escaped-meningkatkan="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-protein.="" data-blogger-escaped-protein="" data-blogger-escaped-span="" data-blogger-escaped-sulfat="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-urine.="" data-blogger-escaped-urine="" data-blogger-escaped-yang="">
4.       Berat jenis
Berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam urine.
5.       Volume
Pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk selama aktivitas.
Menurut hasil pengamatan yang telah kami lakukan terhadap probandus di ketahui bahwa:
1.      jika warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna biru atau biru kehijauan berarti kadar gula dalam darah itu normal.
2.      Jika warna awal pada urin adalah bening atau bening gading dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna biru itu berarti kadar gula dalam darah itu normal.
3.      Jika warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna biru, hijau kecoklatan, dan biru kehijauan berarti kadar gula dalam darah itu normal walaupun terdapat endapan d dalamnya. Hal ini sebabkan adanya bakteri bahkan tumpukan lemak.
4.      Jika warna awal pada urin adalah coklat dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna hijau kehitaman berarti terdapat kadar gula dalam darah tersebut.
5.      Jika warna awal pada urin adalah kuning gading dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna merah bata berarti terdapat kadar gula dalam darah tersebut.
6.      Jika warna awal pada urin adalah kemerah-merahan dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna merah bata dan coklat kemerahan berarti terdapat kadar gula dalam darah tersebut.
7.      Jika warna awal pada urin adalah kemerah-merahan dan setelah mendapatkan perlakuan menjadi berwarna biru kehijauan berarti  kadar gula dalam darah tersebut normal.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
1.      Keruh
Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel,lemak, atau Kristal-kristal mineral.
2.      Pink, merah muda dan merah
 Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
3.      Coklat muda seperti warna air teh
warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
4.      Kuning gelap
Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Salah satu Unsur – Unsur Abnormal dalam Urin adalah  Glukosa. Normalnya glukosa dalam darah tidak lebih dari 1 gram gula diekskresi setiap hari. Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu ditemukan dalam urine. Selain itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit diabetes melitus (DM). Produksi insulin oleh penderita DM sangat kurang, sehingga makanan gagal dijadikan sebagai bahan bakar. Akibatnya, kadar gula darah terus naik hingga sampai pada ginjal dan keluar lewat urine. Kadar glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari makanan, kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl pada individu normal.
perubahan warna pada urin
1.      Hijau : kadar glukosa 1 %
2.      Merah : kadar glukosa 1,5 %
3.      Orange : kadar glukosa 2 %
4.      Kuning : kadar glukosa 5 %
















BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Setelah menguji kandungan glukosa, terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Yang menandakan bahwa terdapat glukosa dalam urin. Setelah menguji kandungan protein, terjadi perubahan warna menjadi kuning. Yang menandakan bahwa tidak terdapat kandungan protein dalam urine.
 Secara umum, sifat fisik urin yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna, bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
perubahan warna pada urin yang diamati yaitu:
1.      Hijau : kadar glukosa 1 %
2.      Merah : kadar glukosa 1,5 %
3.      Orange : kadar glukosa 2 %
4.      Kuning : kadar glukosa 5 %


B.     SARAN
Saat melaksanakan praktikum mahasiswa di harapkan lebih teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam percobaan. Untuk dosen pendamping praktikum di harapkan mampu lebih menjelaskan mengenai praktikum.








DAFTAR PUSTAKA

Campbel, Reece, Mitchel.1999.Biologi.Jakarta : Erlangga
(F:\Urinalisis (analisis kemih) iqbal ali.com.htm6/04/2010 15.30 WIB.
 (F:\urinalisis.html, 6/04/2010 15.30 WIB) 
Guyton, C.1992.Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Isnaeni,wiwi.2006. fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit Kasinius





Tidak ada komentar:

Posting Komentar